Assalamualaikum Wr. wb :)
Saudara ku yang di cintai Allah
Apakah anda bisa membaca al - Quran ? Insyallah mungkin semuanya bisa tapi apa cara membaca kita sudah benar ? Pahamilah
Pertama-tama marilah kita membaca basmalah dulu agar Allah membantu kita dalam belajar Aminn
Dalam membaca Al-Quran agar dapat mempelajari, membaca dan memahami isi
dan makna dari tiap ayat Al-Quran yang kita baca, tentunya kita perlu
mengenal, mempelajari ilmu tajwid yakni tanda-tanda baca dalam tiap
huruf ayat Al-Quran. Guna tajwid ialah sebagai alat untuk mempermudah,
mengetahui panjang pendek, melafazkan dan hukum dalam membaca Al-Quran.
Tajwīd (تجويد) secara harfiah mengandung arti melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata ” Jawwada ” (جوّد-يجوّد-تجويدا) sedangkan Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya
dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah
suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara melafazkan atau mengucapkan
huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran maupun Hadist.
Ada beberapa istilah penting yang harus diketahui dan diperhatikan dalam pembacaan al-Quran serta dalam mengamalkannya tentunya
a. Makharijul huruf, adalah tempat keluar masuknya huruf
b. Shifatul huruf, adalah cara melafalkan atau mengucapkan huruf
c. Ahkamul huruf, adalah hubungan antara huruf
d. Ahkamul maddi wal qasr, adalah panjang dan pendeknya dalam melafazkan ucapan dalam tiap ayat Al-Quran
e. Ahkamul waqaf wal ibtida’, adalah mengetahui huruf yang harus mulai
dibaca dan berhenti pada bacaan bila ada tanda huruf tajwid
f. dan Al-Khat dan Al-Utsmani
1. Izhar Halqi
Izhar halqi bila bertemu dengan huruf izhar maka cara melafazkan atau
mengucapkannya harus “jelas” Jika nun mati atau tanwin bertemu
huruf-huruf Halqi (tenggorokan) seperti: alif/hamzah(ء), ha’ (ح), kha’ (خ), ‘ain (ع), ghain (غ), dan ha’ (ﮬ). Izhar Halqi yang artinya dibaca jelas.
Contoh : نَارٌ حَامِيَةٌ
2. Idgham
Hukum bacaan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti: mim (م), nun (ن), wau (و), dan ya’ (ي), maka ia harus dibaca lebur dengan dengung.
Contoh: فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ harus dibaca Fī ʿamadim mumaddadah.
3. Idgham Bilaghunnah
Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti ra’ (ر) dan lam (ل), maka ia harus dibaca lebur tanpa dengung.
Contoh: مَنْ لَمْ harus dibaca Mal lam
Pengecualian
Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan keenam huruf idgam tersebut tetapi ditemukan dalam satu kata, seperti بُنْيَانٌ, اَدُّنْيَا, قِنْوَانٌ, dan صِنْوَانٌ, maka nun mati atau tanwin tersebut dibaca jelas.
4. Iqlab
Hukum ini terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba’ (ب). Dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin berbah menjadi bunyi mim (م).
Contoh: لَيُنۢبَذَنَّ harus dibaca Layumbażanna
5. Ikhfa’ haqiqi
Jika nan mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf seperti ta’(ت), tha’ (ث), jim (ج), dal (د), dzal (ذ), zai (ز), sin (س), syin (ش), sod (ص), dhod (ض), tho (ط), zho (ظ), fa’ (ف), qof (ق), dan kaf (ك), maka ia harus dibaca samar-samar (antara Izhar dan Idgham)
Contoh: نَقْعًا فَوَسَطْنَ
6. Ikhfa Syafawi (ﺇﺧﻔﺎﺀ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan ba (ب), maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan dibaca didengungkan.
Contoh: (فَاحْكُم بَيْنَهُم) (تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ) (وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ)
7. Idgham Mimi ( إدغام ميمى)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan mim (م),
maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau
ditasyidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut juga idgham
mislain atau mutamasilain.
Contoh : (أَم مَنْ) (كَمْ مِن فِئَةٍ)
8. Izhar Syafawi (ﺇﻇﻬﺎﺭ ﺷﻔﻮﻱ)
Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (مْ) dan ba (ب), maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup.
Contoh: (لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) (تَمْسُونَ)
Diatas adalah hukum bacaan Al- Quran yang harus kita pahami dalam membaca Al-Quran
Waqaf (وقف)
Waqaf dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan, manakala dari
sudut istilah tajwid ialah menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan
suara di akhir perkataan untuk bernapas dengan niat ingin menyambungkan
kembali bacaan. Terdapat empat jenis waqaf yaitu:
- ﺗﺂﻡّ (taamm) – waqaf sempurna – yaitu mewaqafkan
atau memberhentikan pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak
memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak mempengaruhi
arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan
atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya
- ﻛﺎﻒ (kaaf) – waqaf memadai – yaitu mewaqafkan atau
memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di
tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan
makna dan arti dari ayat sesudahnya
- ﺣﺴﻦ (Hasan) – waqaf baik – yaitu mewaqafkan bacaan
atau ayat tanpa mempengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut
masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya
- ﻗﺒﻴﺢ (Qabiih) – waqaf buruk – yaitu mewaqafkan
atau memberhentikan bacaan secara tidak sempurna atau memberhentikan
bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena bacaan
yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang
lain.
Tanda-tanda waqaf lainnya :
1. Tanda mim ( مـ ) disebut juga dengan Waqaf Lazim.
yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna. Wakaf Lazim disebut juga
Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat sempurna dan
tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( م ), memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda dengan fungsi dan maksudnya;
2. tanda tho ( ﻁ ) adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.
3.tanda jim ( ﺝ ) adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
4. tanda zha ( ﻇ ) bermaksud lebih baik tidak berhenti
5. tanda sad ( ﺹ ) disebut juga dengan Waqaf
Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun
diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna. Perbedaan
antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain
lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad
6. tanda sad-lam-ya’ ( ﺻﻠﮯ ) merupakan singkatan
dari “Al-washl Awlaa” yang bermakna “wasal atau meneruskan bacaan adalah
lebih baik”, maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah
lebih baik;
7. tanda qaf ( ﻕ ) merupakan singkatan dari “Qiila
alayhil waqf” yang bermakna “telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf
sebelumnya”, maka dari itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh
diwaqafkan
8. tanda sad-lam ( ﺼﻞ ) merupakan singkatan dari
“Qad yuushalu” yang bermakna “kadang kala boleh diwasalkan”, maka dari
itu lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan
9. tanda Qif ( ﻗﻴﻒ ) bermaksud berhenti! yakni lebih
diutamakan untuk berhenti. Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat
yang biasanya pembaca akan meneruskannya tanpa berhenti
10. tanda sin ( س ) atau tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ )
menandakan berhenti seketika tanpa mengambil napas. Dengan kata lain,
pembaca haruslah berhenti seketika tanpa mengambil napas baru untuk
meneruskan bacaan
11. tanda Waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ ) bermaksud sama seperti waqaf saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ), namun harus berhenti lebih lama tanpa mengambil napas
12. tanda Laa ( ﻻ ) bermaksud “Jangan berhenti!”.
Tanda ini muncul kadang-kala pada penghujung maupun pertengahan ayat.
Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak dibenarkan untuk berhenti
dan jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh berhenti
atau tidak
13. tanda kaf ( ﻙ ) merupakan singkatan dari
“Kadzaalik” yang bermakna “serupa”. Dengan kata lain, makna dari waqaf
ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul
14. tanda bertitik tiga ( … …) yang disebut sebagai
Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta’anuq (Terikat). Waqaf ini akan muncul
sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalah harus
berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti pada tanda
pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.
Sebenarnya masih banyak hukum bacaan dan tanda bacaan dalam Al-Quran
bila dipelajari memerlukan waktu pemahaman yang cukup lama agar fasih
dan benar dalam membaca, melafazkan dan pengucapan harakat
(panjang-pendeknya suatu bacaan), tajwid lainnya yang harus dipelajari
dan dipahami. Lebih baik lagi apabila mempelajari kitab Iqro (kitab
kecil ).
Setelah kalian membaca dan memahaminya cobalah membaca Al-Quran perlahan dengan memerhatikan cara membacanya ,, Semoga kita bisa membaca Al-Quran dengan baik sehingga kelak kita diberi syafaatnya AMIN YA ROBAL ALAMIN
No comments:
Post a Comment